Low Level Design

Pertemuan 6 - Low Level Design

Nama: Rayhan Almer Kusumah

NRP: 5025211115

Kelas: Perancangan Perangkat Lunak (A)

Tahun: 2024

Low Level Design

Desain tingkat rendah (low-level design) adalah tahap dalam proses pengembangan perangkat lunak yang berfokus pada rincian implementasi dari setiap komponen dan modul yang telah ditentukan dalam desain tingkat tinggi. Pada tahap ini, pengembang perangkat lunak menguraikan bagaimana masing-masing bagian dari sistem akan diimplementasikan, termasuk struktur data, algoritma, antarmuka, dan mekanisme kontrol. Low-level design mencakup pembuatan diagram kelas, diagram urutan, dan dokumen spesifikasi teknis yang mendetail. Dengan pendekatan ini, setiap elemen dari sistem dipetakan secara jelas, memungkinkan pengembang untuk mengetahui secara rinci bagaimana fungsi-fungsi spesifik akan dijalankan dan bagaimana komponen-komponen akan bekerja sama secara operasional.

Pentingnya desain tingkat rendah terletak pada kemampuannya untuk mengarahkan proses pengkodean dan memastikan bahwa implementasi perangkat lunak sesuai dengan desain yang telah direncanakan. Dengan mendetailkan aspek-aspek teknis, low-level design membantu dalam mengidentifikasi potensi masalah teknis, meningkatkan efisiensi pengembangan, dan meminimalkan kesalahan implementasi. Desain ini juga berfungsi sebagai panduan bagi pengembang selama proses pengkodean, memastikan bahwa semua elemen sistem dikembangkan sesuai dengan standar dan persyaratan yang telah ditetapkan. Selain itu, low-level design memfasilitasi pemeliharaan dan pengembangan lebih lanjut, karena dokumentasi yang rinci memungkinkan pengembang baru untuk memahami dan bekerja dengan kode yang ada dengan lebih mudah.


Pada tugas pertemuan kali ini yaitu saya menggunakan referensi jurnal yang berjudul "Rancang Bangun Aplikasi Sistem Penjualan Case Study: PT. X".

Referensi Jurnal


Link Jurnal: Referensi Jurnal

Persyaratan Fungsional

  • Sistem dapat mendukung pembuatan penawaran harga sesuai dengan permintaan dari customers. 
  • Sistem dapat mencatat pesanan pembelian berupa (Purchase Order) yang diterima dari customers. 
  • Sistem dapat membuatkan dokumen/surat penagihan yang dikeluarkan oleh pihak penjual kepada customer sesuai kesepakatan yang tertera di dalam pesanan pembelian (Purchase Order). 
  • Sistem dapat mengelola pembuatan surat perintah kerja internal dengan acuan pesanan pembelian dengan asumsi pekerjaan tersebut didistribusikan kepada departemen terkait guna untuk mengetahui pekerjaan yang akan dikerjakan. 
  • Sistem dapat mendukung sebagai surat perintah penyerahan barang kepada pembawa surat tersebut, yang ditujukan kepada bagian yang menyimpan barang milik perusahaan atau bagian gudang customers yang memiliki konsensus dengan perusahaan yang menerbitkan delivery order. Delivery order tidak berpengaruh terhadap persediaan, dokumen ini sebagai bukti pengeluaran barang atas perintah yang menerbitkan delivery order. 
  • Sistem ini dapat mengelola pembayaran, dan pembeli mengirimkan sejumlah uang kepada penjual, setelah itu penjual akan mengirimkan barangnya sesuai dengan pesanan pembeliannya.

Persyaratan Non-Fungsional

Kebutuhan yang tidak berkaitan langsung dengan sistem namun mendukung berjalannya system. 
  • Model tampilan (Performance). 
  • Tampilan interface yang menarik dan lebih user friendly sehingga lebih mudah dimengerti dan digunakan oleh user. 
  • Model segi ekonomi (Economic). 
  • Mengurangi biaya percetakan kertas dalam bentuk fotocopy untuk dokumentasi. 
  • Model efisiensi sistem (Efficiency). 
  • Menggunakan sistem penyimpanan data yang terpadu untuk memudahkan proses pelaporan data yang lebih akurat. 
  • Model penyimpanan data (Information). 
            1) Data disimpan pada komputer server. 
            2) Melakukan penyimpanan data berupa file yang berupa PDF. 
            3) Mencegah terjadinya penyimpanan data yang redundan (mubazir). 
            4) Mencegah hilangnya data yang selama ini disebabkan karena penyimpanan data dilakukan dengan arsip. 
            5) Data terdokumentasi dan terstruktur. 
            6) Pencarian data dapat dengan mudah dan cepat.

High Level Design (HLD)

Use Case Diagram


Perancangan sistem dengan use case diagram, memberikan gambaran fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Berdasarkan gambar 1 Use case diagram aplikasi sistem penjualan yang sedang dirancang terdapat: 
  • 1 Sistem rancangan yang sedang dibangun. 
  • 3 aktor yang mengakses sistem aplikasi sistem penjualan.
  • 7 Use case yang dilakukan oleh aktor, (use case pembuatan Surat Penawaran Harga (SPH), use case Sales Order, use case Invoicing, use case Surat Perintah Kerja (SPK), use case Delivery Order, use case Payment dan use case Laporan)

Low Level Design (LLD)

Class Diagram



Desain Antarmuka Pengguna

Tampilan Login


Tampilan Menu Utama

Comments

Popular posts from this blog

ETS Perancangan Perangkat Lunak

Software Architecture

High Level Design